Macau Ferry Terminal — atau nama resminya Terminal Marítimo de Passageiros do Porto Exterior — adalah salah satu pintu masuk utama ke wilayah Macau SAR. Di sinilah deretan jetfoil, kapal cepat yang setiap lima hingga sepuluh menit berangkat menuju Hong Kong, silih berganti mengantar ribuan penumpang datang dan pergi.
Meski Macau kini punya beberapa pelabuhan ferry lain, bahkan bandara di Pulau Taipa, tetap saja pelabuhan inilah yang menjadi gerbang utama bagi sebagian besar wisatawan yang ingin menjejakkan kaki di bekas koloni Portugis tersebut.
Dari pelabuhan ini, ada banyak pilihan transportasi menuju hotel, resort, dan kasino yang tersebar di seluruh Macau — mulai dari Semenanjung Macau hingga Pulau Taipa dan Coloane. Selain taksi dan bus umum, moda paling populer justru shuttle bus gratis milik hotel dan kasino.
Di depan gedung terminal, berderet puluhan shuttle bus berwarna-warni dengan logo dan nama hotel besar seperti Casino Lisboa, Sands Macao, Wynn, MGM, hingga yang di Cotai Strip seperti Venetian, Parisian, Galaxy, dan City of Dreams. Tujuan saya kali ini adalah City of Dreams, tempat berdirinya Grand Hyatt Macau, Crown Towers, dan Hard Rock Hotel Macau.
Bus ungu bertuliskan City of Dreams mulai melaju meninggalkan pelabuhan. Asyiknya, di dalam bus tersedia Wi-Fi gratis — jadi sambil menikmati pemandangan, bisa langsung unggah foto ke media sosial. Bus menyeberangi Ponte de Amizade, Jembatan Persahabatan yang membentang megah di atas selat antara Semenanjung Macau dan Pulau Taipa. Sekitar 20 menit kemudian, sampailah di kawasan City of Dreams.
Setelah beristirahat sejenak, saya melanjutkan perjalanan sore ke sekitar Lotus Square, yang jaraknya tak jauh dari terminal ferry. Lagi-lagi, cara paling hemat adalah menggunakan shuttle gratis. Ternyata di City of Dreams juga ada semacam terminal shuttle dengan berbagai tujuan: ke Taipa Ferry, bandara, Hotel Sintra, Border Gate, Macau Tower, Studio City, dan masih banyak lagi.
Sore itu, antrean penumpang ke terminal ferry sepi. Justru yang cukup ramai adalah yang menuju Hotel Sintra. Shuttle kembali menelusuri jalan-jalan di Taipa, lalu menyeberang ke Semenanjung Macau. Di terminal ferry sebenarnya ada juga bus ke Wynn Macau, yang berseberangan dengan Lotus Square. Tapi karena jaraknya kurang dari satu kilometer, saya memilih berjalan kaki saja — hitung-hitung olahraga sambil menikmati suasana kota. Dalam perjalanan, saya juga melewati kompleks kasino besar lainnya, Fisherman’s Wharf Macau.
Malamnya, saya menonton pertunjukan “House of Dancing Water” di City of Dreams. Setelah berjalan-jalan sejenak di Lotus Square, saya naik shuttle dari Sands Macao menuju terminal ferry, lalu melanjutkan dengan bus City of Dreams kembali ke hotel.
Usai pertunjukan, saya belum ingin langsung kembali. Shuttle berikutnya membawa saya ke Hotel Sintra, di kawasan yang oleh warga setempat disebut San Ma Lo — pusat kota tua Macau yang lebih dikenal wisatawan sebagai Largo de Senado atau Senado Square. Cukup berjalan kaki di area ini untuk melihat ikon-ikon legendaris Macau, seperti Hotel Lisboa dan Grand Lisboa dengan arsitektur futuristiknya yang khas.
Selain dari ferry terminal, ada juga shuttle antar-resort di kawasan Cotai, Pulau Taipa. Misalnya, dari City of Dreams kita bisa naik Cotai Connection untuk menuju Venetian, Galaxy, Sands Cotai, atau Studio City — semua gratis dan nyaman.
Singkatnya, kalau berkesempatan jalan-jalan ke Macau, jangan lewatkan pengalaman naik shuttle bus gratis yang mengantar wisatawan ke berbagai penjuru — dari terminal, bandara, hingga hotel dan kasino.
Dan jangan lupa, shuttle bus ini tidak akan ada kalau di Macau tidak ada kasino! 😉
